Kesalehan Sosial Penggerak Iman

Sahabat Ali bin Abi Thalib pernah menyampaikan sebuah teguran bagi umat Islam. “Ada orang beragama, tetapi tidak berakhlak dan ada orang yang berakhlak, tetapi tidak bertuhan.” Pernyataan ini merupakan sindiran bagi seorang yang telah berikrar iman, tetapi tabiat dan kelakuannya jauh dari moralitas sehingga ia lebih tepat dikategorikan kafir. Bukankah dari keimanan idealnya lahir tindakan-tindakan kebaikan yang sejalan dengan prinsip-prinsip moral universal? Dapatkah disebut beriman ketika tindakan-tindakannya bahkan berseberangan dari prinsip-prinsip kebaikan?

Dewasa ini, kita dihadapkan pada kenyataan pahit tentang jati diri keimanan. Negeri-negeri Islam bergejolak karena ribut ihwal iman. Apakah benar keimanan lantas menyulut amarah sehingga bisa dijadikan dogma suci untuk membungkam kelompok lain? Padahal, Rasulullah pernah bersabda, “Tidak termasuk orang yang beriman, siapa saja yang kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” (HR Bukhari). Dari hadis itu, kita bisa memetik pelajaran bahwa keimanan sejatinya dilandaskan pada kepedulian sosial. Dalam konteks itu adalah anjuran menolong tetangga yang dalam keadaan susah dan miskin. Kesantunan dan kepedulian sosial adalah bentuk nyata keberimanan seseorang.

Sedangkan, dalam hadis lainnya, Rasulullah bersabda, “Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia sedang berzina. Tidaklah beriman seorang  peminum khamar ketika ia sedang meminum khamar. Tidaklah beriman seorang pencuri ketika ia sedang mencuri.” (HR Bukhari). Dari situ, kita diajak memahami bahwa fondasi iman yang lain adalah kesadaran diri. Orang-orang yang sadar telah beriman akan menjalankan perintah agama dengan kedewasaan dan kesabaran. Sehingga, tidak mungkin bisa terjebak dalam sulutan emosi hingga menyakiti lainnya. Dengan kata lain, keimanan bukan semata keyakinan yang terpendam dalam diri. Sikap acuh terhadap kesusahan orang lain atau pelanggaran terhadap syariat secara tidak tegas bisa dinyatakan sebagai 'tidak beriman', yakni kekafiran terselubung.

Rasulullah juga menyatakan dalam hadisnya, “Tidaklah beriman seseorang dari kalian hingga dia menginginkan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana dia menginginkan kebaikan bagi dirinya sendiri.” (HR Muslim). Dengan menelaah hadis itu, lagi-lagi kita diajak menumbuhkan empati sosial sebagai motor penggerak keimanan. Kesalehan secara sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan demi kesempurnaan iman. Ketika Nabi ditanya ihwal siapa seorang yang paling utama di sisi Allah, beliau menjelaskan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Dalam Alquran juga banyak ditekankan implementasi keimanan dalam bentuk kesalehan, kepedulian, kesadaran, dan empati sosial. Sebagaimana termaktub dalam surah al-Hajj ayat 77, yakni “Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah kalian, sujudlah kalian, sembahlah Tuhan kalian, dan berbuatlah kebajikan supaya kalian mendapat kemenangan.”

Ayat itu adalah satu dari ratusan ayat lainnya yang menjabarkan arti kebajikan seorang mukmin. Seorang mukmin di samping wajib menyempurnakan ibadah pribadinya kepada Tuhan, seperti shalat, puasa, haji, dan lainnya, juga wajib berperan aktif dan berkontribusi dalam terselenggaranya kehidupan sosial yang aman dan sejahtera. Tak ayal, apabila ada seorang yang mengaku beriman, tetapi mereka justru mengafir-kafirkan di luar kelompoknya, bahkan merusak harta dan membunuh kelompok lainnya secara membabi buta. Maka, sudah jelas keimanan mereka dipertanyakan atau justru mereka sendirilah yang sudah terjerembap dalam kubangan kekafiran itu sendiri. Wallahu a'lam. (Sumber : Republika.co.id)

Bagi Orang Beriman, Kematian adalah Sebuah Keharusan

Setiap manusia yang hidup di dunia hakikatnya sedang menjauhi alam dunia dan menuju akhirat. Kedua alam ini dipisahkan dengan kematian. Dan, manusia itu adalah kumpulan dari hari-hari. Setiap hari berlalu,terkelupaslah hari itu dari dirinya dan tak mungkin menempel lagi. Hingga hari itu tak tersisa lagi darinya setelah sampai pada batas akhir usia, yaitu kematian.

Kematian adalah pemutus segala kenikmatan dan pemisah berbagai kebahagiaan. Kekayaan melimpah yang dimiliki, dijauhi. Orang-orang yang dicintai dan yang mencintai, ditinggalkan. Karena kematian pula, seorang anak menjadi yatim, seorang istri menjadi janda, dan seorang suami menjadi duda.

Untuk mendapatkan balasan atas usaha manusia saat di dunia, keturunan Adam harus melalui terlebih dahulu pintu kematian. Selain itu, Allah SWT menciptakan kematian dan kehidupan sebagai sarana untuk mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya.

“(Dialah Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS al-Mulk [67]: 2).

Tak seorang pun mengetahui di mana dan kapan kematian akan menjemputnya. Hanya Allah Ta'ala Yang Maha Mengetahuinya. Karena itu, seorang hamba diperintahkan untuk selalu menjaga dirinya dari azab Allah dengan sebenar-benar takwa. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102).

Waspadalah! Jangan sampai manusia didatangi kematian saat mereka durhaka kepada Allah. Nabi SAW menegaskan, “Bertakwalah kalian kepada Allah di mana saja kalian berada.” (HR At Tirmidzi dari sahabat Abu Dzar Jundub bin Junadah dengan derajat hasan shahih).

Bermegah-megahan telah melupakan manusia dari mengingat kematian dan taubat kepada Allah, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur.” (QS at Takaatsur [102]: 1-2). Dan, hiruk pikuk maksiat dan gemerlapnya telah menutup hati dan mengotori nurani sehingga manusia (orang kafir) lebih memilih dunia. “Tetapi, kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.” (QS al-Ala [87]: 16).

Namun, bagi orang-orang beriman lagi cerdas, kematian adalah sebuah keharusan. Mereka mempersiapkan diri dan berbekal untuk menyongsong kehidupan setelah kematian. Rasulullah SAW bersabda, “Orang cerdas adalah orang yang mengendalikan nafsunya dan beramal untuk hari setelah kematian.” (Al-Hadits). Di sisi lain kematian adalah pintu masuk untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat yang lebih baik dari tipu daya dunia dan gemerlapnya itu, “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS al-A'la (87) : 17).

Belum terlambat bagi kita untuk mempersiapkan dan menyongsong kematian dengan mempertajam kesalehan, baik saleh pribadi maupun saleh sosial. Wallahu a'lam. Sumber : (republika.co.id)

Aakash Sharma: Kebenaran Agama Terletak pada Kemurnian Kitab Sucinya

Aakash Sharma, seorang warga negara India memilih Islam setelah lama melakukan penelitian. "Diluar sana saya mendengar banyak prasangka dan pandangan yang tidak baik mengenai Islam," kata Aakash, kepada tim Mualaf Center Indonesia, Selasa (31/3).

Apa yang didengarnya tentang Islam dan Muslim membuatnya penasaran. Ia mencari tahu, apa benar Islam dan Muslim seperti yang didengarnya.

"Namun, saya bukanlah tipe orang yang hanya mengikuti pendapat orang lain tanpa melakukan penelitian terlebih dahulu," ucapnya.

Aakash kemudian mulai melakukan penelitian lebih dalam tentang Islam untuk menjawab rasa keingintahuannya itu. Dan ia menemukan satu kesimpulan kebenaran suatu agama terletak pada kemurnian dan kebenaran kitab sucinya.

"Sahabat saya dari Mualaf Center Indonesia telah membawa saya untuk berhubungan dengan pengurus Mualaf.com yang membuat saya mengenal lebih jauh tentang Islam secara jujur dan benar," ucapnya.

Alhamdulillah, disaksikan tim MCI, Iesye Harijono dan Steven Indra Wibowo serta Tahseen Ghalib, Aakash pun bersyahadat.

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Al-Qashash: 56).
sumber : (republika.co.id)

Agar Hati tidak Berkarat

"Sesungguhnya, hati itu dapat berkarat sebagaimana besi berkarat. Rasulullah SAW lalu ditanya: Apa yang bisa membuat hati agar tidak berkarat? Rasul menjawab: Membaca Alquran dan mengingat kematian." (HR al-Baihaqi).

Ilustrasi dalam hadis tersebut menunjukkan bahwa hati manusia itu potensial menjadi seperti besi yang kemudian berubah menjadi berkarat. Sebelum berkarat, besi itu kuat, tapi ketika sudah berkarat, ia akan berubah menjadi rapuh.

Hati yang berkarat adalah hati yang berpenyakit atau sudah tidak sehat dan kuat. Agar hati tidak berkarat, Rasulullah SAW memberi solusi, yaitu membaca Alquran. Badiuzzaman Said Nursi dalam al-Mu'jizat al-Qur'aniyyah menjelaskan bahwa Alquran adalah Kalam Allah. 

Ia adalah kitab suci yang menebarkan hikmah yang turun dari lingkup nama-Nya yang paling agung. Ia menatap kepada apa yang diliputi Arasy yang paling agung. Jangankan hati yang berkarat! Bebatuan gunung yang kuat dan kokohpun dapat "takluk dan tunduk" kepada Alqur dan sekiranya diturunkan kepadanya. (QS al-Hasyr [59]:21).

Hati adalah cermin cahaya (nur) ilahi. Karena itu, wajar jika hati yang berkarat akan kembali memancarkan cahaya te rang apabila diasupi hidangan rabbani. Sebab, Alquran merupakan "jamuan spesial" Allah SWT (ma'dubatullah) bagi hamba-Nya. 

Jamuan kemuliaan ini tentu harus dinikmati dan dimaknai. Memaknai Alquran identik dengan membaca, memahami, menghayati, mengapresiasi, dan mengamalkan seruan berpikir rasional, pesan-pesan moral dan spiritualnya.

Dengan kata lain, agar hati tidak berkarat, mudarasah Al quran harus terus dilakukan dan dibudayakan; bukan sekadar mengaji (tilawah), membaca, dan mempelajari pesannya (qira'ah wa tadarus), melainkan memahami, menerjemahkan, dan mengaktualisasikan nilai-nilainya dalam ke hidupan nyata (mudarasah), sehingga spirit Alquran itu menjiwai dan menggelorakan kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keadilan, keindahan, dan kedamaian.

Mudarasah Alquran merupakan peneduh hati yang gersang dan penjinak watak "keras kepala dan keras hati". Sejarah membuktikan bahwa Umar bin al-Khattab yang sebelum masuk Islam dikenal berwatak keras kepala dan liar, hatinya luluh dan berubah 360 derajat setelah mendengar lantunan ayat-ayat Alquran yang dibacakan adik kandungnya yang telah masuk Islam, Fatimah binti al-Khattab.

Ayat yang didengarnya adalah QS Thaha ayat 2-4,"Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu agar kamu men - jadi susah (sengsara), tetapi sebagai peringatan bagi orang- orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.

"Jika jujur berintrospeksi diri, tampaknya kita umat Islam belum banyak melakukan mudarasah Alquran. Kita masih jauh dari naungan Alquran. Kita belum bisa menikmati jamuan Allah yang diturunkan pada bulan yang suci ini. 

Boleh jadi, salah satu penyebab kemunduran, keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan yang mendera umat Islam saat ini adalah masih jauhnya kita dari naungan dan pangkuan Alquran. Padahal, menurut Sayyid Qutub dalam pengantar tafsir Fi Zhilal Alquran, hidup di bawah naungan Alquran itu nikmat. Wallahu a'lam bish-shawab! 
suber : (republika.co.id)

Laporan Keuangan

SUSUNAN PENGURUS TA’MIR MASJID NUR MUDRIKAH

SUSUNAN PENGURUS TA’MIR MASJID NUR MUDRIKAH
MASA BAKTI : TAHUN 2014 – 2016
Penasehat           : 1. KH. Drs. Syaiful Ulum Nawawi, MM
                                2. H. M. Suparlan, M.Sc.
                                3. Ir. H. Suyarso Subardjo
                                4. Moch Kamdi
Ketua                   : Mashudi
Wakil Ketua         : Drs. Subiyakto
Sekretaris           : Moch Zaini
Bendahara I        : Jaswandi
Bendahara II       : Raharjo
Seksi-Seksi :
A. Seksi Dakwah dan Ibadah :
Koordinador   : M. Takim
Anggota          : 1. Fauzan
2. Salim
3. Cholik
4. Faisol
B. Seksi Pemeliharaan :
Koordinador   : Ir. H. Budi Setiawan
Anggota          :  1. Hari Budi
2. Ngadiman
3. Suyud
C. Seksi Perlengkapan :
Koordinador   : Suudi
Anggota          :  1. Senen
2. Purnomo
3. Wardukin
D. Seksi Sosial :
Koordinador   : Slamet Purwanto
Anggota          :  1. Djalal
2. Bambang Setiono
3. Yuda
E. Seksi Remaja Masjid (Remas) :
Koordinador   : Anis Chamidi
Anggota          :  1. Farid Dimyati
2. M. Risqian
3. M. Rizal N
F. Seksi Humas :
Koordinador   : Faiz Al Ayyubi
Anggota          :  1. Suwanto
2. Misno
3. Rosid
G. Bidang ZIS dan Pemberdayaan :
Koordinador   : Drs. H. Muslimin
Anggota          :  1. Ir. H. Suryawan
                         2. Drs. H.M. Ichwan
                         3. Ir. H. Totok Triputrastyo
4. Abdul Karim, S.Pdi.
5. Subhan
H. Seksi Muslimat :
Ketua              : Ibu Siti Slamet
Wakil Ketua   :  Ibu Ida
Sekretaris      : Ibu Sofia Sutjiningsih Zaini
Wkl Sekretaris : Ibu Dhony
Bendahara I   : Ibu Lilik Salim
Bendahara II : Ibu Anik Raharjo
Disahkan di Surabaya
Tanggal, 29 Desember 2013
Ketua Yayasan
Drs. H. M. SUSIONO




JOB DESCRIPTION

JOB DESCRIPTION
STRUKTUR ORGANISASI TAKMIR MASJID NUR MUDRIKAH
MASA BAKTI : TAHUN 2013 – 2016
PENASEHAT
Memberi nasehat dan pertimbangan demi kelancaran kerja Dewan Pengurus.
KETUA
1.  Merumuskan dan merencanakan kebijakan penyelenggaraan ketakmiran.
2.  Memimpin dan menggerakkan unit-unit organisasi sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
3. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanakan tugas dari unit-unit organisasi ketakmiran.
4. Mewakili organisasi baik ke luar maupun ke dalam.
5.  Mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan para pengurus.
6.  Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan seluruh tugas organisasi kepada musyawarah umum.
WAKIL KETUA
1.  Mewakili ketua apabila berhalangan.
2.  Membantu ketua dalam menjalankan program kerja.
3.  Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya pada ketua.
SEKRETARIS
1.  Merumuskan kebijaksanaan umum dalam bidang kesekretariatan dan administrasi organisasi sebagai pusat komunikasi dan informasi.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan rapat.
3.  Bertanggung jawab bagi pengadaaan sarana serta prasarana kesekretariatan lainnya.
4. Bersama dengan Ketua menandatangani surat-surat keluar.
5.  Membuat laporan kegiatan organisasi.
6.  Menyediakan daftar hadir dan membuat catatan-catatan rapat organisasi.
7. Mengumpulkan laporan-laporan dari tiap-tiap bidang.
8.  Mengarsipkan segala macam surat menyurat.
WAKIL SEKRETARIS
1.  Mewakili sekretaris apabila berhalangan.
2.  Membantu sekretaris dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
3.  Melaporkan tugasnya kepada sekretaris.
BENDAHARA  
1.  Bersama Ketua menjalankan kebijaksanaan keuangan.
2.  Bertanggung jawab atas administrasi keuangan organisasi.
3.  Membuat laporan keuangan organisasi secara berkala sehingga dapat diperiksa bila diperlukan.
4.  Menandatangani bukti-bukti pengeluaran dan penerimaan uang.
5.  Membuat dan mengumpulkan bukti-bukti tertulis pengeluaran uang yang berupa kuitansi dan lain sebagainnya.
6.  Menerima dan menyimpan uang milik takmir.
7.  Memeriksa laporan-laporan keuangan dari masing-masing bidang.
WAKIL BENDAHARA
1.  Mewakili Bendahara apabila berhalangan.
2.  Membantu Bendahara dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
3.  Melaporkan tugasnya kepada Bendahara.
VIII. SEKSI-SEKSI :
A. Dakwah dan Ibadah
1.  Melaksanakan urusan pengajian dan dakwah.
2.  Melaksanakan urusan peribadatan (Sholat Wajib, Jum’at, Ied, Tarawih dll)
3.  Melaksanakan koordinasi kegiatan imam, khotib dan muazin masjid.
4.  Menyelenggarakan ibadah Ramadhan.
5.  Menyelenggarakan Pengajian Umum dalam rangka Peringatan Hari Besar Islam.
6.  Melaksanakan pembinaan remas dan kesenian islami.
B. Seksi Pemeliharaan
1. Membuat program rehabilitasi dan pembangunan masjid.
2. Membuat rencana anggaran.
3. Melaksanakan program pembangunan dan rehabilitasi masjid.
4.  Melaksanakan perawatan/pemeliharaan bangunan/gedung, perlengkapan dan asset lainnya.
5.  Mengatur kebersihan, kesucian, keindahan dan kenyamanan masjid.
6.  Mendata segala kerusakan sarana dan pra sarana masjid.
C. Seksi Sosial
Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan sosial yang antara lain kegiatan:
1.  Menyantuni fakir miskin, yatim piatu, janda, dan lain-lain.
2.  Bakti sosial terhadap korban bencana alam.
3.  Melakukan Kitanan masal.
4.  Pernikahan, Kematian, Aqikoh dan lain-lain.
5.  Merencanakan dan mengusahakan badan usaha dalam rangka penggalian dana lainnya yang halal.
D. Seksi Remas (Remaja Masjid)
1.  Mengkoordinir pemuda dan remaja islam.
2.  Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan dakwah khusus remaja.
3.  Pengembangan wawasan keislaman dakwah pada pemuda dan remaja islam untuk mengantisipasi dinamika masyarakat secara global.
4. Melibatkan remaja masjid dalam setiap kegiatan takmir.
E. Seksi Muslimat
1.  Meningkatkan sumberdaya ibu-ibu dan remaja muslimah
2.  Mengadakan kegiatan bakti sosial merencanakan dan mengembangkan kegiatan yang berwawasan islam dan dakwah dilingkungan ibu-ibu dan remaja muslimah.
3.  Memprogam dan menjalankan pembinaan baca tulis Al-Qur’an dilingkungan ibu-ibu dan remaja muslimah.
F. Seksi Perlengkapan
1.  Membuat daftar inventaris seluruh asset tetap yang meliputi nama, jumlah serta kondisinya.
2.  Mengaudit/menginventarisasi  ulang seluruh asset tetap setiap 6 bulan sekali.
3.  Melaporkan secara tertulis seluruh hasil inventarisasi kepada Sekretaris.
4.  Merawat, menjaga, dan meyiapkan seluruh perlengkapan peralatan Masjid, baik yang sifatnya untuk keperluan operasional Masjid maupun untuk keperluan acara isidental seperti hajat pernikahan, kematian, dll.
5.  Melakukan kerjasama dengan bidang bidang terkait lainnya dalam pelaksanaan program kerja.
G. Seksi Humas
1. Memelihara dan menjalin hubungan ukhuwah islamiyah
2.  Membina masyarakat dalam rangka menjalin silaturohmi secara kebersamaan.
3.  Membantu kesekretariatan dalam mendistribusikan baik undangan maupun hal-hal berkaitan dengan kemasyarakatan.
4.  Mempublikasikan kegiatan yang di rencanakan oleh pengurus.
5.  Melaksanakan kegiatan dokumentasi kegiatan Takmir.
H. Bidang (ZIS) dan Pemberdayaan
1.  Memberikan penerangan tentang masalah Zakat, Infaq dan Shodaqoh.
2.  Menghimpun dan menyalurkan Zakat.
3.  Menghimpun dan menyalurkan Infaq dan Shodaqoh.
4.  Melaksanakan program pengumpulan dan penyaluran ZIS serta pemberdayaan masyarakat melalui pemberian modal usaha.

Twitter

 
Design by Sinergi Design | Bloggerized by Sinergi Design - Premium Blogger Themes | Maulana Khamdani